Kamis, 04 Juni 2009

33 SMA 100 Persen Siswanya Tidak Lulus

Sebanyak 33 SMA se-Indonesia 100 persen siswanya tidak lulus ujian nasional (unas). Diduga ada pihak-pihak yang membocorkan jawaban soal yang membuat peserta tidak lulus unas.
“Mayoritas peserta menjawab salah dengan pilihan sama sehingga terjadi penyimpangan,” ujar Ketua Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Mungin Eddy Wibowo kepada detikcom, Selasa (2/6).
BSNP merupakan lembaga independen yang menyelenggarakan unas. BSNP diangkat oleh Diknas dan bertanggung jawab kepada Mendiknas.
Menurut Mungin, laporan adanya kebocoran jawaban didapatkannya dari laporan pengawas perguruan tinggi, inspektorat jenderal Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), dan pihak kepolisian. Meski demikian BSNP tidak langsung percaya atas laporan tersebut.
“BSNP tidak langsung percaya tapi melihat kembali dari pola jawaban peserta ujian mereka menjawab salah dengan pilihan sama ,” jelasnya.
Menurut Mungin, pihak yang memberikan bocoran jawaban yang keliru kepada peserta murid bisa jadi pihak sekolah. “Bisa jadi (pihak sekolah) kan berbagai upaya dilakukan (agar peserta unas lulus),” katanya.
Selain ada pihak-pihak yang memberikan jawaban yang keliru, lanjut Mungin, kesalahan lainnya yakni terdapatnya kesalahan cetak soal ujian, dan kebocoran soal serta kunci jawaban sebelum unas.
Karena itu, menurut Mungin, dalam sidang pleno BSNP menetapkan ujian ulang pada sekolah dan mata pelajaran tertentu. “Lagipula kan belum diumumkan kelulusannya jadi ujian yang kemarin dianggap batal. Belum juga ada pengumuman lulus atau tidak,” tegasnya.
Mungin mengungkapkan, sekolah yang tidak lulus ujian nasional yakni 33 SMA se-Indonesia ditambah 1 SMK. SMA tersebut antara lain SMAN 5 Kendari, SMA Pasundan 2 Cimahi, SMAN 6 Cimahi, SMA 2 Ngawi dan SMAN 1 Gorontalo.
“Di Jakarta dan Semarang berdasarkan laporan nggak ditemukan,” katanya.
komisi x dpr tolak ujian nasional ulang terhadap 19 sma
Komisi X DPR menolak usul Ujian Nasional (UN) ulang terhadap 19 SMA dengan tingkat kelulusan 0%. Apalagi hal itu diduga karena bocornya jawaban soal UN yang salah.
“Ini penyebabnya adalah kecurangan massif, sistemik dan terorganisasi sehingga ada kebocoran jawaban yang salah ke 19 sekolah tersebut. Karena itu kita menolak ujian ulang,” kata Wakil Ketua Komisi X dari FPDIP, Heri Akhmadi, di Gedung DPR, kemarin.
Kalau sampai ada UN ulangan, kata Heri, justru Depdiknas telah mengabaikan azas keadilan. “Tidak adil bagi para siswa yang mengikut ujian dengan jujur dan tidak lulus, tetapi tidak mendapatkan kesempatan ujian ulang,” katanya. “Selain itu, tidak ada UU yang mengatur mengenai ujian ulang.”
Heri menyebutkan dari hasil UN lalu ada 19 SMA yang tingkat kelulusannya 0%. SMA tersebut menyebar antara lain di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB dan Bengkulu. Dari hasil pemeriksaan diketahui jawaban soal UN salah total dan anehnya jawaban di antara para murid sama semua.
sma favorit
Anggota DPR dari FPDIP ini menambahkan, saat kunjungan kerja di Sumsel, Mendiknas Bambang Soedibyo mengakui adanya kebocoran kunci jawaban. Tetapi yang bocor adalah kunci jawaban soal cadangan. “Inilah yang terbukti, kunci jawaban soal cadangan dijadikan acuan untuk menjawab soal utama,” tegasnya.
Sebelumnya Tim Pengawas Independen (TPI) melakukan analisa dan survei untuk mengetahui tingkat kelulusan siswa tahun ini. Dari survei ditemukan sejumlah SMA mengalami kelulusan 0%.
“Kami akan panggil Mendiknas untuk mengungkap permasalahan di 19 SMA tersebut, menindak semua pihak yang terlibat. “Jika terindikasi pidana, segera dilaporkan ke polisi,” tegasnya.

nababan.wordpress.com


1 komentar:

  1. gmn cr liat hsl un di internet..........
    hbs dah bnyk isu ttg skul q yang ng' lu2s nich!
    jd cms..............

    BalasHapus