Kamis, 04 Juni 2009

Kiat Cermat Pilih Jurusan di Perguruan Tinggi

Umumnya siswa yang lulus dari SMA dan jenjang sederajat lainnya akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi (PT) baik negeri maupun swasta. Memilih jurusan kuliah bukan urusan mudah dan soal sepele. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan dipikirkan masak-masak. Memilih tergesa-gesa bisa berakibat fatal mulai dari terlambat sadar bahwa jurusan yang diambil tak sesuai dengan kepribadian sampai drop out (DO). So, pemilihan jurusan sedini mungkin harus dipertimbangkan. Salah pilih jurusan adalah bencana dan kerugian yang besar bagi masa depan. Ini cara cermat memilih jurusan:

1. Sesuaikan cita-cita, minat dan bakat.
Bagi yang telah memiliki cita-cita, lihat jurusan apa yang dapat menuju profesi itu. Jangan memilih jurusan teknik geodesi jika ingin jadi dokter kandungan dan jangan pilih jurusan sastra jika bercita-cita jadi polisi.
Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat. Jika tak suka hitung-hitungan jangan ambil jurusan matematika dan jika tak suka menggambar jangan ambil jurusan teknik sipil. Kemudian lihat bakat kamu. Kembangkan bakat yang sudah ada disertai rasa suka dan cita-cita pada suatu jurusan akan jadi pilihan tepat.

2. Informasi sempurna.
Cari informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber seperti orang tua, saudara, guru, teman, bimbel, tetangga, konsultan pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain sebagainya. Jangan mudah terpengaruh orang lain yang kurang menguasai informasi atau ikut-ikut teman atau tren.

Internet juga media yang tepat dan bebas untuk bertanya tentang apa yang ingin kita ketahui. Cari situs forum atau chatting melalui messenger dengan orang yang dapat dipercaya. Semua informasi bisa jadi bahan untuk membantu memilih jurusan.

3. Lokasi dan biaya.
Bagi ekonomi atas, memilih jurusan takkan jadi masalah. Biaya yang nantinya harus ditanggung dapat diselesaikan dengan mudah baik dari pengeluaran studi, biaya hidup, lokasi tempat tinggal, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.

Jika dana terbatas, pilih lokasi kuliah yang dekat dengan tempat tinggal atau lokasi luar kota yang memiliki biaya hidup yang rendah. Pilih juga tempat kuliah yang biaya pendidikan tak terlalu tinggi. Jika dana yang ada nanti belum cukup, cari beasiswa, keringanan, pekerjaan paruh waktu atau freelance atau sponsor untuk mencukupi kebutuhan dana. Jangan jadikan uang sebagai faktor penghambat masa depan.

4. Peluang diterima.
Perhatikan daya tampung jurusan. Yang favorit dan memiliki kuantitas terbatas tentu diperebutkan banyak orang. Jangan membebani diri dengan target untuk berkuliah di tempat tertentu dengan jurusan favorit. Kamu bisa stres jika kehendak tak terpenuhi. Buat banyak pilihan tempat kuliah beserta jurusannya.

Ukur kemampuan untuk melihat sejauh mana peluang menempati suatu jurusan di tempat favorit. Adanya seleksi massal yang murni seperti UMPTN dan lain sebagainya dapat menjegal masa depan studi jika tak persiapkan dan diperhitungkan matang-matang. Pelajari soal-soal seleksi dan ikuti ujian try out sebagai percobaan mengukur kemampuan.

Namun jangan terlalu minder dengan hasil yang didapat. Jika pada SPMB ada dua jurusan yang dapat dipilih, pilih satu jurusan dan tempat yang kamu cita-citakan dan satu jurusan lain atau lokasi lain yang sesuai atau sedikit di bawah kemampuan.

5. Masa depan karir.

Lihatlah ke depan setelah lulus nanti. Apakah jurusan yang diambil dapat mengantar kamu untuk dapat pekerjaan dan karir yang baik? Banyak jurusan yang kini lulusannya menganggur. Tak hanya orang dari jurusan tertentu yang dapat bekerja pada suatu profesi, karena kini rekrutmen perusahaan mencari tenaga kerja tak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga pengalaman. Tapi jika kompetensi, keberanian dan kemampuan kamu jauh dari orang normal, jurusan apapun yang diambil sah-sah saja.

smayani.wordpress.com



1 komentar:

  1. Bagaimana menurut anda pabila lulusan sma atau sederajat langsung terjun ke dunia kerja karna minimnya ekonomi keluarga...

    BalasHapus